Ini adalah perjalanan gw pada bulan Maret setahun silam. Pada saat itu gw mendengar dari beberapa teman yang telah riding bahwa ada tempat menarik yang layak untuk dikunjungi yang bernama puncak Guha. Jarak dari Jakarta ke lokasi adalah sekitar 278KM dengan letak koordinat -7.536143, 107.497335.
Pantai Puncak Guha secara administratif berada di Desa Sinarjaya, Kecamatan Bungbulang, Kab. Garut, Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat. Pada saat itu gw trip ke puncak Guha gw lakukan dengan Nita dan juga dengan dua orang teman mas Tommy dan temannya yang bernama Ari (mudah mudah ga salah namanya karena sudah lupa.. hehe), jalur yang kita ambil pada saat itu adalah Jakarta – Bogor – Ciawi – Cianjur – Cimahi – Soreang – Pangalengan – puncak Guha.
Waktu tempuh pada saat itu adalah sekitar 10 Jam dengan jalan santai dan berhenti sekitar 5 kali. Berangkat jam 6 pagi kita sampai disana sekitar jam 4 sore. Jalur dari Jakarta hingga Banjaran dan Pangalengan seperti yang kita ketahui umumnya padat akan traffic, jalur yang mengasikkan di mulai dari pangalengan hingga pintu masuk pantai Rancabuaya.
Yes! Puncak Guha berdekatan dengan wisata Pantai Rancabuaya. Dari Pantai Puncak Guha menuju Pantai Rancabuaya, jaraknya kurang lebih 4km. Seperti apakah puncak Guha? Jika yang terbayang adalah tempat seperti kawasan puncak Bogor itu salah besar hehe..
Puncak Guha merupakan semenanjung kecil berupa tebing. Disebut Guha karena di bawahnya terdapat sebuah gua yang masih dihuni oleh para kelelawar. Lokasi puncak Guha tepat menghadap ke laut selatan jawa, Samudera Hindia. Kegiatan yang dilakukan disana oleh masyarakat lokal adalah memancing ikan, namun effort yang harus dilakukan cukup berat karena kita harus turun ke tebing yang curam bagi gw malah cukup mengerikan.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah menyaksikan sunset dari puncak guha yang turun ke dalam bukit yang berada di sebelah barat puncak guha. Banyak wisatawan yang menginap di Rancabuaya datang ke puncak guha untuk menyaksikan sunset tersebut.
Pada saat itu kita mencoba untuk menginap langsung di puncak Guha dengan mendirikan tenda, kebetulan mas Ari dibekali 2 ekor ayam yang siap untuk dibakar, jadilah kita berbakaran ria di bawah seribu bintang..
Ketika kita berada di puncak guha terdapat keheningan yang merasuk disela-sela debur ombak dari kejauhan dan nikmatnya memandang pemandangan yang eksotis seolah sedang menyajikan hamparan dunia lain, dunia yang selama ini hanya ada dalam lukisan atau pun wallpaper handphone dan komputer. Angin yang tertiup dari samudera hindia takkan sampai membuat gw menggigil, angin itu hanya akan membuat gw menjadi lebih rindu untuk datang kembali.
Namun sayang pada saat gw ksana terdapat beberapa sampah bekas pengunjung yang tidak bertanggung jawab dari sampah bungkus makanan hingga botol bir yang beberapa botolnya pecah hingga sebuah gazebo yang hampir runtuh. Kalau diperhatikan sepertinya dulu pernah ada semacam pagar pembatas di bibir tebing namun sekarang sudah tidak ada, mungkin karena termakan usia atau mungkin juga karena aksi vandalisme.
Overall lokasi ini sangat cocok jika kita ingin lari dari kesemerawutan kehidupan ibu kota untuk menikmati keheningan…
mantabz kang haryo
Keren mas… Keren2 juga fotonya…
kok tempatnya apik banget ya.. apalagi dilengkapi jalan yang aduhai.. kapan bisa mbolang ke jawa barat.. 🙄
kerern banget om touringnya, pemandangan plus photo photonya keren
Mantabz foto-fotonya mas haryo, saya ijin make 1 fotonya untuk banner nusantaride di web saya ya mas